
Pertama, sebagai pemenuhan terhadap kepuasan batin. Seorang programmer merasa dirinya bermanfaat dan dibutuhkan oleh orang lain dengan membuat freeware. Kepuasan batin tentu tidak dapat dibeli dengan uang, bukan?
Kedua, sebagai uji coba sebelum merilis aplikasi yang sesungguhnya. Aplikasi dalam tahap beta misalnya, semuanya didistribusikan sebagai freeware.
Ketiga, sebagai media promosi. Ada beberapa aplikasi freeware yang dikeluarkan dengan beberapa pengurangan fungsionalitas. Harapannya, jika pengguna puas dengan aplikasi freeware tersebut, dan ingin merasakan fungsionalitas yang lebih, ia tidak ragu untuk membayar.
Dan yang terakhir adalah, donasi dari para pengguna yang puas. Di luar negeri, para programmer freeware tidak sulit mendapatkan donatur. Hmm, sepertinya yang terakhir agak sulit ditemukan di Indonesia ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar